Sunday, June 8, 2014

Salahkan waktu, dialah yang mengalahkan ku

Selamat datang kembali, iya kau kupersilahkan untuk memilih tempat duduk mu sendiri, buat senyaman mungkin karena mungkin akan banyak kemungkinan pertanyaan yang tak kau pikirkan jawabannya dalam kemungkinan menambah, mengurangi dan membagi kalimat mu dalam beberapa sangkalan kemungkinan

Apalagi kli ini? Aku akan bertanya lagi jika dengan begitu kau akan memberikan jawaban sedikit lebih panjang.

Apa lagi kli ini? Jawab lah dengan acuh paling tidak...

Sudah bosan menghabiskan waktu? Sudah capek membagi diri? Sudah? Sepertinya sudah, aku tau dari cara mu pulang. Seperti tak berniat melangkah balik. Entahlah mungkin ada pengecualian saat seseorang menjeputmu apalagi dengan besarnya silau keraguan yang sering menghambat cerita mu.

Jika belum siap maka berbalik lah, anggap saja kembali mu dalam diam sebagai jeda refleksi pada keadaan mu yang sebenarnya.

Lagipula memang sudah seharusnya kau menyelesaikan setiap inci perjalanan yang kau mulai, agar saat kau benar benar pulang tak ada lagi bayangan yang mengikuti mu secara horizontal.

Berulangkali datang dan pergi. Seperti angin utara yang melakukan tugasnya sesuai perintah. Seperti permohonan berulang pada berhentinya laju hujan, lalu mengutuki banyak hal di luarnya dengan keteguhan hati yang sama.

Tapi jika moment seperti itu tak juga berlalu. Maka mewakili waktu aku meminta maaf dan jujur jika nanti aku berkata seperti ini maka saat itu sebenarnya memang waktu telah mengalahkanku.

Bukan meninggalkan mu. Tapi banyak hal yang harus ku tata setelah selama ini menunggu mu ternyata menghabiskan banyak waktu di kehidupan ku.

Saat itu terjadi, tolong mengalah lah selamanya.

Waktu mengalahkanku :)

 
| - |