Kehidupan kita sekarang terlalu tertebak, kita menjadi sangat dangkal dan mainstream. keseharian kita sudah sangat terjadwal dan akuilah kalau itu membosankan.
Kita terlalu sibuk tapi tanpa tau apa yang sebenarnya kita kerjakan, banyak diantara kita hanya menunggu ramalan bintang, mambaca review horoskop yang kita sendiri tak yakin akan ke akuratan si penulisnya, histeris melihat penampilan boyband di acara musik pagi yang katanya menjadi barometer musik indonesia, tapi isinya cuma lypsync dan gerombolan penonton yang di bayar untuk teriak dan tertawa mengejar rating televisi (ampuni mereka Tuhan, sungguh mereka tak tau apa yang mereka perbuat).
Kini banyak dari kita hanya menjadi penikmat musik bukan pembeli musik seperti senior senior kita yang mudanya di tahun 90'an, apalagi jika di tanya loyalitas, jangankan menyamai slanker atau oi yang benderanya bahkan ada di acara musik dangdut di hampir seluruh daerah di Indonesia. untuk mempunyai patokan 1 idola saja mungkin kita akan bingung untuk menjawab. tercermin lah saat kita baru sadar akan kebesaran Michael Jackson malah setelah dia meninggal, kita bangga duduk di dalam bioskop menonton film film barat untuk kemudian mempostingnya di social media. kita mulai meninggalkan Kangen Band atau ST12 tapi merangkak mengahampiri Super Junior, Big Bang dan kelompok pria pria tampan dari korea yang hidupnya seakan sempurna di mata kita, walau itu mainan plastik bernyawa. ah sudahlah... toh dari zaman Nabi pun kaum gay memang sudah ada...
Kalau mau bicara Fashion? Fashion untuk kita sudah jadi passion sehingga terkesan mustahil untuk menjadi mahluk tuhan dengan style original di tengah kerumunan public hipster yang semakin menggila. kita menjadi sama antar satu sama lain, skinny jeans, potongan rambut british, kaos PSD palsu, jeket kulit sintetis, poni dan kawat gigi untuk kesan modis dan image yang menurut ku absurd. atau ketika kita (dengan suka rela) beramai ramai memakai Black Berry ( dimana aku tak hafal ejaanya). Memposting foto foto di tempat bersejarah? bukanlah gaya kita, instagram isinya cuma pantai, koridor hotel, mall, potret di depan cermin atau sekedar bersender pada mobil atau kendaraan pribadi mewah. yap sekali lagi labilisme menjajah kita tanpa ampun. sebagian teman kita memakai celana cargo dan kaos dari band band metal tapi singalong bersama bagindas untuk kemudian nangis darah di depan ahli sejarah, atau parahnya teman teman kita yang memiliki keberanian lebih untuk memadukan warna pakaian yang sudah seperti glitter-glitter pada frienster yang pastinya bisa ngerusak retina mata. atau saat kecantikan seorang di ukur dari seberapa tebal bedak yang dia pakai. ASTAGA!
Jika di pikir lagi mungkin kita akan bingung ketika tiba tiba suka maroon5 atau gym class heroes (hanya karena singlenya memuncaki billboard), menikmati Avenged Seven Fold Green Day atau Blik182, mengidolakan Coldplay, membaca novel, kecanduan French fries atau sekedar pura-pura lupa budaya ketimuran. yah kalau divisualkan seolah olah kita semua ini adalah korban pencucian otak para penjahat yang barat-sentris, dipaksa mendengarkan lagu lagu barat dan K-Pop serta dipaksa membenci dangdut dan keroncong kemudian di buang ke seluruh penjuru tanah air dalam keadaan Tak berbudaya. Kita yang seakan sebagai korban ( walau sebenarnya menikmati)kejahatan tersebut bisa pasrah menerima alam bawah sadar kita disesaki sedemikian rupa menahun sehingga menjadi memori kolektif yang sialnya, tak bisa menghilangkan kebangsatan lokal kita. hhahahaha
Tapi sungguh dari semua itu, aku bersyukur tak lahir di era perang dunia 1 atau perang dunia 2, aku bersyukur tak lahir di era hippi tahun 60's sehingga tak harus memakai ikat kepala , menghisap ganja, atau menyembah sound saat Jimi Hendrix memainkan Voodoo Child. Aku bersyukur hidup di era boy band dan girlband di puja setara pahlawan, di era dimana galau bisa menjadi trending topic dunia, Insomnia di anggap keren, musik death metal menjadi soundtrack film film hoolywood, saat dimana kata ALAY masuk wikipedia, mengikuti ujian nasional dengan 5 paket soal, saat dengan tak tau malu kita belajar suffle, atau ketika baru baru ini Gangnam Style menggeser Justin Bieber di youtube, menyaksikan pembantaian patronansi, serta menikmati indahnya tubuh luna maya dalam format 3gp.? Sungguh tak akan ada era seperti ini dalam sejarah. TERIMAKASIH TUHAN, TRIMAKASIH!!!
0 komentar:
Post a Comment