Saturday, October 11, 2014

Radiohead; Bloom Idioteque




-Radiohead? Kenapa Radiohead? Kenapa bahas Radiohead? Kalau dengan membaca judul postingan ini membuat mu bertanya seperti itu maka sebaiknya tunggu dulu. Sebaiknya sebelum melanjutkan membaca ini kamu bisa mendengarkan lagu-lagu Radiohead “saat ini” seperti Bloom. Repeat, dengarkan paling tidak 3x lalu periksa lagi album lama mereka yang masih kamu miliki, dengarkan salah satu lagu di era awal kemuculan mereka yang masih berhiasakan distorsi Rock. Creep misalnya. Daaan bandingkan-





Selain Radiohead sebenarnya aku masih punya beberapa nama band / musisi yang menurutku adalah “Childhood Heroes”. Seperti Motorhead, Blink 182, Limb Bizkit, Linkin Park, Incubus, SUM41, Greenday, The Offspring, RHCP dan nama-nama lain yang mungkin akan memakan terlalu banyak karakter jika aku sebutkan semua. Menurutku anak laki-laki kelahiran 90-94 tak mungkin bahkan bisa ku pastikan dia berbohonng jika berkata tak mengenal paling tidak salah satunya. Taruhlah Stay together for the kids, salah satu nomer paling dikenal milik Blink 182 sebagai himne pada kejayaan MTV yang sekarang digantikan acara musik pagi dimana kualitasnya bisa dibilang sudah kelewatan buruk  seperti dahsyat atau inbox. Fat Lip milik SUM41 yang mengawali kegilaan kita mengenal Guitar Hero atau Basket Case nya Greenday yang tanpa sadar selalu mengalun saat kita mengejar trick-trick susah pada game Tony Hawk / BMX di Ps2 dan aku yakin kamu akan bersing a long dengan lagu-lagu itu. Jika tidak!? Mungkin masa kecil mu memang sudah tak tertolong. Lebih dari itu mungkin kamu mengidolakan salah satunya.

Radiohead menjadi bahasan ku karena mereka adalah salah satu idolaku. Di samping banyak sekali alasan, selain tentunya melihat betapa hebatnya karya-karya mereka, idealisme mereka sebagai musisi Rock yang susah di tebak, nyeleneh, eksperimental, dan atribut-atribut yang rasanya tak akan pernah bisa di maknai dengan benar oleh anak sekarang yang tumbuh dengan menyaksikan Bieber menggantikan Jackson, Tupac di gantikan Eminem, dan Snoop Dog menyatakan bahwa dirinya adalah reinkarnasi Bob Marley lalu berganti nama Snoop Lion. Parah! Lebih gak mungkin lagi kelihatannya.


Radiohead sekarang mungkin sudah jauh sekali berbeda jika dibandingkan dengan Radiohead dulu. Kalian mungkin berasumsi; Radiohead tak berhak untuk terlalu banyak melakukan perubahan pada musiknya. Mungkin juga tak rela menyaksikan Radiohead yang pada awal kemuculannya sempat di anggap sebagai penerus tahta Psychedelic Rock milik Pink Floyd lewat album OK Computer menjadi seperti sekarang, mungkin tak tega menyaksikan perubahan yang terlalu habis habisan pada Radiohead yang sempat mengobrak abrik era boyband 90’ serupa kegilaan Rock David Gilmour dkk yang menyampaikan bagaimana tebalnya linear antara kematian dan agama lewat “The great gig in the sky” di era hippies. Menaruh simpati pada Radiohead yang mengajarkan dan menyadarkan bahwa hidup tak hanya tentang masalah perasaan vertical pada sesama saja. Lebih dalam lagi mengeryitkan dahi untuk Radiohead yang sempat tiba-tiba seperti kerasukan arwah Kurt Cobain pada album Pablo Honey. Juga ingin meneriaki secara tertahan pada Radiohead yang memberikan paket musik urakan namun sopan dalam dua album The Bends dan Fake Plastic Trees. Karena rasanya telinga kita akan baik baik saja jika mereka tetap berkarya sebagaimana mereka dulu. Rasanya kita akan tetap menempatkan mereka sebagai “Radiohead” walaupun tanpa banyak inovasi seperti yang kita saksikan. Tapi nyatanya mereka sekarang seperti yang bisa kita lihat pada video klip Lotus Flower. Yaaa seperti itulah.

Aku sendiri sebenarnya tak begitu mengikuti Radiohead di luar album-album di atas. Alasannya karena sebelum kegilaan ku pada Radiohead kembali sekitar 2 tahun lalu, aku sempat menyibukkan masa SMP – SMA ku dengan mencari angin pada banyak sekali genre musik. Mulai dari membaca kisah-kisah Joe Strummer / Sid Vicious yang menjadi missionary ajaran bernama Punk. Meminjam ( baca : mengambil paksa) beberapa kaset tape band band Rock milik mbak Lia. Sempat memasang poster Led Zeppellin, Queen, Beatles, bahkan Pantera di kamarku. Pernah tak sengaja membeli CD Efigy of the forgotten dari Suffocation yang bisa dibilang sebagai awal kecintaan ku pada death metal. Sempat sibuk membuka browser dan opera ini untuk mencari referensi dan membaca sejarah folk pop. Bahkan sempat berkenalan dan mengenal dekat post Rock. Jadi Radiohead bisa dibilang sempat hilang dari daftar playlist di hp ku. Tapi ketika tau mereka masih ada, walaupun dengan karya-karya yang sudah sama sekali berbeda dari yang aku kenal dulu aku bersyukur masih bisa menerima mereka sebagai Radiohead


Bermula pada suatu malam di 2012 saat sepupuku Anind  (orang yang selalu nanya apa dia gendut. Padahal mugkin berat badannya gak lebih dari 5 slop Marlboro) sedang patah hati tiba-tiba sudah duduk di depan rumah, aku tau niat akhirnya sih curhat. Tapi ngomongnya kebetulan lewat dan mau ngajak  ngebeer ( iya dia memang se licik itu). Sebenernya ga ada yang istimewa dari bahan obrolan, atau lebih tepatnya ratapan ratapan Anind, tentang kisah patah hatinya. Atau Anind nya sendiri. Cuma aja setelah beberapakali sesi membosankan dan beer kalengan yang ENGGAK DINGIN yang di bawa Anind hampir habis, playlist random di hpnya memutar Nude yang akhirnya aku tau adalah salah satu lagu Radiohead dari album In Rainbow. Dan komentar ku saat itu seperti; kok enak, lagu siapa nih? Karakter vocalnya kok mirip Thom York? Dan seperti biasa, dengan pilonnya Anind menjawab; gak tau siapa yang kamu maksud, tapi yang jelas ini lagunya Radiohead  (bukti kalau anak sastra ga selalu lebih pintar dari anak komunikasi. Oh ya yang anak sastra Anind).  Setelah itu aku sudah tak menganggap penting apa bahasannya Anind atau Anind nya sendiri, tangan dan mata ku fous ke hp mencari-cari album Radiohead yang sempat ku lewatkan. Aku download beberapa lagu, pake headset. Kelar deh… habis itu Anind pulang dan aku jatuh cinta semalam penuh pada Nude, hingga esok harinya, hingga dua hari kemudian, hingga satu bulan kemudian, dan hingga dua tahun kemudian. Hingga sekarang.

Memaang, mungkin akan aneh jika mengingat bagaimana mereka dulu. Akan janggal jika hanya melihat bagaiamana mereka yang sudah kita labeli sebagai  band Rock dengan sound yang khas, mereka yang dipimpin oleh seorang vocalis yang kharismatik yang dimana beberapa personilnya sendiri pernah bosan dengan ketenaran lagu Creep kemudian berikrar untuk tak membwakan lagi lagu tersebut pada show show nya, memberikan Bloom dengan nuansa out of space nya seperti sekarang. Lebih aneh lagi jika mengingat Radiohead adalah satu dari sedikit band yang tetap eksis dengan personil yang itu-itu saja. Yaa memang akan wajar jika sebuah band mengalami perombakan musik saat 1 atau 2 personilnya hengkang, tapi Radiohead? Mereka bahkan tak pernah memberi nama baru pada tubuh bandnya. Yang itu berarti mereka bukan lah band yang suka bongkar pasang personil. Radiohead juga bukan band nir instrument seperti kelompok-kelompok musisi kekinian. Mereka memiliki 2 gitaris tetap, bahkan Thom York memiliki kemampuan yang mumpuni untuk mengacak-acak karyanya sendiri  dengan petikan british anehnya yang kadang over improve. Bukan hanya itu saja, Johnny Greenwood malah bisa dikatakan salah satu gitaris hebat yang lahir dari eranya. Aku rasa namanya sejajar jika di sandingkan dengan Mark Tremonti, Tim Amstrong, Tom Morello, Wes Borlan.

Tapi jika hanya melihat mereka dari beberapa hal tersebut aku tak akan pernah bisa menikmati Nude seperti sekarang. Keheranku pada perubahan Radiohead memang tak berlangsung lama karena aku sadar tetap harus menerima mereka sebagai salah satu childhood heroes ku, sebagai salah satu band yang ku puja dan menyelamatkan masa kecilku dari Westlife / Backstreet Boys.
Aku sadar pada akhirnya akan tetap menambahakan lagu-lagu mereka pada playlist favorit di hp ku. Aku harus memaklumi bagaimana batas kreasi mereka ternyata jauh melebihi pola pikirku yang sempat memandang Radiohead hanya sebagai band Rock. Maka aku tetap menerima album-album mereka yang orang bilang aneh, nyeleneh, terlalu modern, analog dll untuk rasa terimakasih ku atas karya karya mereka terdahulu. Dan sebagai fans, aku tetap bisa menikmati lagu-lagu Radiohead baik yang seperti Karma Police ataupun yang seperti Bloom karena aku sudah tak melihat Radiohead hanya dari segi band Rock. Aku sadar mereka lebih dari itu dan memang seharusnya mereka tak hanya di pandang dari sisi itu saja, mereka lebih dari itu semua. Radiohead melebihi banyak hal yang orang perdebatkan tentang bagaimana mereka seharusnya. Karena mereka Radiohead!

Wednesday, September 17, 2014

AKITSPILAKOPA

"Apa yang kalian rasakan sekarang adalah apa yang kami rasakan dulu dan apa yang menimpa kami sekarang akan kalian rasakan di masa depan" -Anonymous

Terbangun entah dimana, seakan sekitar adalah 50 tahun dunia pasca apokalips sempurna. Keluarga, Teman, belahan jiwa yang tak memperlihatkan eksistensi kehidupannya. Tanpa alat alat yang sebelum ingatan lengkap adalah media komunikasi antara sesama. Tanpa sisa era modern yang sebelumnya akrab di tangkap retina, tanpa jejak dan langkah lain terdengar yang dulunya memekakkan jeda tipis ketenangan. Reruntuhan, puing, balok balok kayu berserakan, tembok tembok kokoh yang sepertinya telah cukup lama di ratakan. lengkap dengan segala hal yang tak ingin manusia ingin bayangkan tentang kemanusiaannya itu sendiri, tentang tak mengikutsertakan keegoisaan, tentang kehidupan, tentang peradaban.

Semoga di sisa kesadaran yang masih mampu tubuh ini berikan, langkah heran yang otak sajikan tetap tak menghentikan kaki dalam cicilan langkah perlahan. Semoga kesiapan dan hati dengan sajian sisa keyakinan menguatkan kita untuk tetap meneruskan. Lalu jika saja di ujung jalan nanti ada mahluk ciptaan nya yang juga sudah mendahului menelan semua keheranan akan apa yang terjadi. Siapa pun dia, berikan satu pelukan pertemanan. Jika tidak, bersiaplah menjadi pemegang kunci terakhir kahidupan yang pernah ada. Temukan penutup pintu sejarah lalu serahkan kesedirian mu pada kepunahan.

"Akhirnya 4'3'3 menemukan maknanya sendiri!"

----

Dan untuk kalian yang membaca ini tak peduli kalian berasal dari bumi yang sama ataupun tamu dari jauh yang berkunjung untuk melihat bagaimana bentuk penghuninya dalam menjalankan kehidupan, inilah yang kalian lihat. Sepertinya kami menuju garis akhir kepunahan seperti banyak pendahulu kami, walaupun kli ini secara keseluruhan. Tapi yang perlu kalian ketahui adalah, bahwa kami dulunya memenuhi humi ini dengan penuh keragaman, sesekali mengalami pergesekan karena bedanya kebudayaan, tapi saling mengasihi seperti keluarga dalam ikatan kemanusiaan. Sampaikan pula bahwa cerita kami akan segera mencapai bab akhirnya. Lihat, saksikan, jadikan pelajaran utuk kaum mu, agar tak menjadi pelengkap cerita dalam sejarah akbar semesta lalu lenyap begitu saja dengan menyedihkan.

Akhirnya mewakili kalian yang tak sempat mengatakan, ku ucapkan syukur untuk segala bentuk kehidupan yang Tuhan ciptakan, terimakasih :)

Wednesday, September 10, 2014

Mereka Berdamai Lewat Musik

" Inggris dan Prancis berdamai dalam pembagian magnum opus" itu mungkin perasaan yang coba ku bahasakan ketika pertama kali mendengar lagu berjudul instan crush yang musiknya di kerjakan oleh duo misterius penguasa musik elektronik dari Prancis bernama Daft Punk. Yang pada karyanya satu ini meminjam pimpinan dan orang paling berpengaruh dalam doktrin doktrin yang disampaikan The Strokes. dia berperawakan layaknya musisi British kebanyakan, tapi dengan penataan rambut ala personil Ramones yang bersandar pada dinding dimana kemudian cover albumnya menjadi penanda mereka sebagai legenda. Dan sepintas seperti dipinjami jacket kulit milik Sid Vicious tapi dengan kurang ajarnya dirobekinya berkali kali lalu di tambalnya untuk ternyata hadir sebagai salah satu vocalis band rock era ini dengan tampilan yang sulit untuk ditemui kembarannya. Dia bernama Julian Casablanca dan hebatnya lagi dia seperti lupa siapa yang mengiringinya memfusion aroma kental British dalam balutan tegas musik Prancis pada penyampaian fantasi.

Bukan lagu baru sebenarnya, dan bukanlah terobosan keras teranyar dalam dunia musik. Duo atau group atau band mengundang musisi yang kebanyakan vocalis untuk sama sama menyuguhkan irama sebenarnya sudah banyak dilakukan sebelumnya. Dari ketika Rakim dan DJ.Premier merajai penggung battle mc berkolaborasi dengan orang orang yang punya skill setara clan wutang + n.w.a mengobarkan semangat pemuda hingga ke sudut sudut ghetto. Dan ketika baru baru ini Eminem dan Roys da'59 membangkitkan kembali bendera Bad Meet Evil dengan mepersilahkan Bruno Mars merusaknya. Kolaborasi atau apapun istilahnya sudah seperti jalan beda yang terasa bukan lah hal istimewa bagi musisi dunia untuk memberikan warna lain pada kemunculan nya. Tapi saat album Random Acces Memory milik daft punk memberikan list beberapa nama besar rasanya keterlaluan jika tak tertarik mendengarkannnya. Lalu ada nama Julian Casablanca dan lebih kurang ajar lagi jika instant crush tak bisa membuat ku berkali kali memutarnya sebelum menambahkannya pada playlist favorit di hp ku. Rasanya hampir sama seperti saat pertama kali alunan Emmylou dari F.A.K membuat pandanganku pada musik tak pernah lagi sama dan ketika Radiohead meluluhlantakkan mood ku di berbagai moment. Sumpaaah aku suka banget lagu ini, bangetnya pake tanda seru :D

Friday, September 5, 2014

Untuk menemani kopi pagi, teh di sore hari, atau beer di malam hari part5



Part5... thanks god (dengan g kecil)

Ini untuk temen temen yang butuh referensi lagu untuk di dengerin saat nyantai, untuk pengantar tidur, untuk nemenin galau, nemenin belajar, nemenin bermalas ria, untuk para praktisi LDR agar semakin mengutuki jarak dan waktu, untuk yang gagal move on, untuk yang hubungan (vertical maupun horizontal) nya sudah mentok.
Ini untuk temen temen yang butuh referensi lagu untuk di dengerin di perjalanan, untuk nemenin di ruang tunggu bandara. Untuk sekedar nemenin minum kopi di pagi hari, teh di sore hari, atau beer di malam hari.
Dari jazz sampai folk pop, dari era 90' sampai yang lagi mengisi list billboard top 100 ada di sini, campur sari pokoknya. Dan karena lagu lagu dibawah ini aku seleksi dari telinga ku sendiri jadi nanti ada lagu yang dirasa kurang pas di telinga kalian alangkah baiknya langsung di skip saja.

Ok ini dia, silahkan di lihat. di catat lalu download lah jika ada diantaranya nyangkut di hati :')



1). Alex Clare – Holding on
2). Amy Stroup – Hold on to hope love
3). Bob Marley – Could you be loved
4). Bowling For Soup – Circle
5). Caspian – Loft
6). Daft Punk Feat Julian Casablanca  - Instant crush
7). Emancipator – Soon it will be could enough to build a fire
8). Eric Carmen – All by myself
9). Eva Mendez & Cee-Lo – Pimp dont cry
10). Givers – Ceiling of plankton
11). Ingrid Michaelson – Sort of
12). John Legend Feat Lindsey Stirling – All of me
13). Kodaline – Love like this
14). La Sera – Drive on
15). Leona Lewis – Better in time
16). Maneva – Daquele jeito
17). Mew – The zookeeper’s boy
18) Michael Buble - Lost
19) Morgen –Love
20). Nelly Furtado – All good things
21). Paper Aeroplanes – Same Mistake
22). Radiohead – Pyramid song
23). SBTRKT – Wildfire
24). Sea of bees – Side pain
25). Sigurros – Heysatan
26). Soldier Of Jah Army – Not Done Yet
27). Swan Dive – Circle
28). Tame Impala – Mind mischief
29). The New Division - Smile
31). Tupac Feat Sir Elton John – Getto gospel
33). Wintergatan – Biking is better

Semoga suka, kalau ga suka coba di dengerin lagi deh hhaha


Friday, August 15, 2014

Distopia Di Selangkangan Anubis

Setelah subtitusi 2 orang paling penting di republik ini, setelah di umumkan siapa yang akan mematenkan fotonya di tembok tembok kelas sekolah berdampingan dengan anonymous bernama garuda pancasila. tak usah terlalu berharap pada dia dan dia yang nantinya di sumpah dengan kitab suci suatu agama sebenarnya terdengar lebih masuk akal di bandingkan mengeluhkan nama, berteriak seakan paling tau tentang negara, tentang agama dan seharusnya seperti apa dan bagaimana. tetapi ikut mencaci maki pilihannya saat suara sudah tak mewakili harapan awal dan dirasa pemimpin yang di pujanya tak bertindak sesuai apa yang ada di dalam kepala. kepala duaratus juta lebih manusia, apa yang paling mungkin terjadi adalah sama seperti sebelumnya.

Ribuan wacana ide, konsep atau apapun namanya semua tertulis indah tapi hanya sebagai rima , tak ada satupun realisasi dan tak satupun terlihat mata. karna mungkin sudah di gariskan oleh yang kuasa jika kita manusia memang lebih akrab dengan impresi tanpa mau terlalu ber dekatan dengan realita. realita 1 miliar perut dan isi kepala di bagi lima. jutaan makna tak tergali sebagai kata, semuanya di visualisasikan dalam bentuk maya, tak satupun teraba fakta. fakta paling baru dan nyata yang kita tau adalah acara pagi seperti dahsyat pun mengurangi jumlah video klip nya lalu di timpa dengan curhatan dan saling menjatuhkan dengan bahan obrolan seputar masalah pribadi pembawa acaranya, ok ini berarti dahsyatnya selera musik remaja remaja labil yang tiap sore berkeliaran berboncengan tiga tanpa pelindung kepala dan belahan dada pun di korupsi demi kepentingan selera.

Itu semua serupa anubis menertawakan mitologi tentang kematian yang nantinya terlalu menghiperbolakan namanya. serupa nemesis penuh empati dan memperolok dewa dewa yang dalam cerita berbaris rapi dalam tatanan kasta. serupa hitler merobek swastika dan muntah di satu piring bersama yahudi yahudi yang kelak di bantainya. serupa osama bin laden mengibarkan gencatan di atas gedung berwarna sama dengan bendera yang dia bawa. serupa demigod yang menzinahi berhala di tiupan terakhir sangkakala. bertentangan dengan yang sebenarnya terjadi. dimana dongeng dongeng tentang keselarasan, kesejahteraan total, damai yang merata se nusantara, penuh kasih, toleransi antar sesama ibarat puisi yang di bawakan lucifer di atas tumpukan sampah serapah yang di kemas lebih rapi dari dasi dasi pemuka negara.

Jangan berharap terlalu banyak jika tak ingin lebih di kecewakan lagi. hidupi hidup masing masing secara vertical lalu jangan mengikuti arus. karena di balik semua selalu ada alasan, di balik alasan selalu ada tujuan. dan tujuan siapa pun adalah untuk memiliki semua.

Semasih industrialis berdiri di atas pundak buruh buruh dengan emosi terkhir di pintu pintu pabrik. semasih wakil rakyat tak memposisikan dirinya sebagai wakil dari rakyat. wakil dari rakyat dan wakil dari rakyat. perpanjangan tangan dari orang orang itu adalah posisi nyaman di pemerintahan dan kesejahteraan personal. pahami itu.

Jangan definisikan Indonesia dengan surga seperti pada lagu koes plus. karna aburizal bakri dan lapindonya telah cukup mewakilinya dengan beberapa rangkaian kata. karna sosok seperti gayus telah terlebih dahulu memakmurkan dirinya sebelum penjara memformalkan perbuatannya. karna deretan gedung gedung baru yang tak jelas perijinannya telah menamatkan kesahajaan sebelum pembahasannya bermula. karna rumah ibadah bagi kaum minoritas sudah seperti air di tengan sahara. karna darah sesama saudara mengalir di pedang pedang yang bernama sama. maka sabaiknya berdamailah dengan kenyataan yang ada, karna cerita yang kau dengar tentang visi misi sarat makna akan tetap menjadi cerita. seperti cerita yang kita ceritakan dalam bercerita!

Monday, August 11, 2014

Jeda memenuhi janjinya

Segala sesuatu memang harus memiliki jeda. Jeda tenang pada ikatan yang melingkari keberadaan kita, jeda tenang pada hubungan yang melindungi perasaan kita, jeda tenang pada apa yang akan kita lakukan nantinya, jeda tenang pada semua pengucapan doa yang sempat tertunda, dan tak sempat kita ucapkan. Juga teruntuk jeda tenang pada lebih mensakralkan harapan dalam tak mengulangi lagi kesalahan sama yang sebelum jeda ini benar benar memiliki arti berjeda terjadi dan kemudian kita rasakan seperti saat ini misalnya.

Bukannya ingin mempermalukan diri di hadapan waktu atau tak berisyarat setia pada semua yang mengamini adanya kita dan hubungan indah beribu hari kebelakang dalam skala dua persatu. Aku dan kamu

Bukannya ada ketenangan lain yang hadir lalu menghentikan beberapa langkah pasti yang sama sama kita lihat lewat bayangan diri yang tak sekedar membayang berkelebat. Bukannya begitu karna ini atau begini karna itu seperti yang salah satu dari kita terka. Bukannya menghadirkan dalih perlawanan diri dalam bentuk penolakkan pernyataan tapi sudah waktunya, sudah waktunya segala hal yang kita rasa dalam turunan waktu dan kita beri makna pada rentan aku bagi mu dan kamu untuk ku untuk punya celah menghela nafas. Untuk punya keleluasaan dalam hal merasakan kebebasan moment walau sejenak, walau sesaat.

Aku tau kamu tak akan pernah bisa memahami bagaimana ini bagiku. Aku tau ini terlalu rumit untuk bisa kau cerna sebagaimana adanya dirimu.

Tapi bukan, aku tak sedang menyampaikan keluh kesah ku lewat susunan kalimat bernada serupa puisi. Aku tak sedang resah akan jarak dan waktu yang tak jua sama. Hanya saja sepertinya jeda yang ku katakan sudah akan memenuhi janjinya untuk hadir di tengah kita. Biarlah, sebelum maknanya menjadi berbeda dan segalanya tak lagi sama :)

Thursday, July 10, 2014

Memenjara Makna

1930 dunia pasca guncangan pertama mortar-mortar negara yang mengangkat senjata berdiri bersuara, hiburan sebelum prajurit turun gelanggang sebagai bagian dari berperang hanya meliputi otot, beer, tembakau dan selangkangan perempuan. Berjalan menuju deck kapal yang mengarah ke pantai normandia untuk serangan terakhir siapa yang nantinya akan di cap sebagai bedebah di masa (depan) di setiap buku sejarah. Lalu era dimana di sebagian dunia menata wajahnya karena berabad di jajah. Negara koloni yang mencari muka pada yang bermuka dua. di barat sana manusianya berpakaian sarat makna juga ikat kepala dengan ganja dan wanita. Berjemur pada alam seraya menari seirama nada. Menyatu dengan setiap molekul kehidupan yang ada. Meresapi semua. Dan menyembah sound saat Jim Morrisson menyapa. tak jauh di sebelah mobil vw mereka ada remaja sebayanya teler oleh selinting ganja dengan di iringi alunan bob marley yang ternyata nantinya pun akan di bawakan oleh fantasi banyak remaja pria dengan wajah menawan, suara yang menggairahkan sempurnya paha dan dada wanita bernama rihanna

1980 tak menyajikan banyak pembeda. Alunan koboy pasca era keemasannya masih sesekali menampakkan suara di tengah bisingnya industri nada. Mereka yang berdasi berkelompok bermusik bagai pastor yang orgasme di atas panggung sesaat sesudah bersenggama dengan suster berkacamata, bersalibkan doa. Pertengahan jalan bagi anak muda berambut jabrik dan sepupunya yang memakai jaket penuh emblem dimana mana. Serta bab tengah bagi hip hop head yang setia berselera pada wu tang, nwa, tupac hingga eminem yang bertutur penuh amarah.

Itu mereka, itu dulu dan mungkin akan kami lupakan begitu saja tanpa memberikan janji bahwa tak akan mengingatnya sesekali sebagai pembangkit tipis detak nadir nostalgia.

Di eraku sejak baru mengenal blink 182 mempopulerkan punk kepada dunia dalam kemasan yang berbeda hingga saat ini seperti saat caspian menghujam ku sekeras misil misil hisbullah musik bukan hanya seperti berdasawarsa sebelumnya. Yang penuh alat dan pemainnya. Kini cukup dengan instrumen dasar seadanya tanpa di perkosa elektronika. Cukup getir nada gitar, detak jantung pada drum, dan kebijakan bass yang mempertebal makna. Keyboard, harpa dan biola membantu sebisanya. Tapi menyajikan apa itu nada yang sebenarnya, dengan sopan mengantarkan kita menuju bawah sadar sebelum kemudian merasa tenang dan otak terisi dengan keluarga, doa, dan sesama. Pencerahan sempurna yang tak pernah memasukkan terlalu banyak kata dan tanpa sederet kalimat yang bisa di dapat kapan saja dalam nama post rock.

Jika tidak percaya coba saja hitung jika bisa berapa banyak penjelasan dan nama dalam bahasa dan tafsiran yang berbeda beda untuk satu saja makna tuhan yang sama. Tuhan. Iya Tuhan, Tuhan yang tak bisa di jabarkan dengan kalimat dan angka. Tuhan yang memiliki keistimewaan untuk segala hal istimewa dan lagipula memang sudah seharusnya keterbatasan tak boleh dan tak sewajarnya menerbataskan sang pencipta keterbatasan segala yang ada. Kalimat, kata, pada setiap huruf dan angka tak akan sanggup menjelaskan karena penjelasan seperti itu menodai apa yang tertulis di hati kita sebenarnya. Karena kata memenjara makna

Sunday, June 8, 2014

Salahkan waktu, dialah yang mengalahkan ku

Selamat datang kembali, iya kau kupersilahkan untuk memilih tempat duduk mu sendiri, buat senyaman mungkin karena mungkin akan banyak kemungkinan pertanyaan yang tak kau pikirkan jawabannya dalam kemungkinan menambah, mengurangi dan membagi kalimat mu dalam beberapa sangkalan kemungkinan

Apalagi kli ini? Aku akan bertanya lagi jika dengan begitu kau akan memberikan jawaban sedikit lebih panjang.

Apa lagi kli ini? Jawab lah dengan acuh paling tidak...

Sudah bosan menghabiskan waktu? Sudah capek membagi diri? Sudah? Sepertinya sudah, aku tau dari cara mu pulang. Seperti tak berniat melangkah balik. Entahlah mungkin ada pengecualian saat seseorang menjeputmu apalagi dengan besarnya silau keraguan yang sering menghambat cerita mu.

Jika belum siap maka berbalik lah, anggap saja kembali mu dalam diam sebagai jeda refleksi pada keadaan mu yang sebenarnya.

Lagipula memang sudah seharusnya kau menyelesaikan setiap inci perjalanan yang kau mulai, agar saat kau benar benar pulang tak ada lagi bayangan yang mengikuti mu secara horizontal.

Berulangkali datang dan pergi. Seperti angin utara yang melakukan tugasnya sesuai perintah. Seperti permohonan berulang pada berhentinya laju hujan, lalu mengutuki banyak hal di luarnya dengan keteguhan hati yang sama.

Tapi jika moment seperti itu tak juga berlalu. Maka mewakili waktu aku meminta maaf dan jujur jika nanti aku berkata seperti ini maka saat itu sebenarnya memang waktu telah mengalahkanku.

Bukan meninggalkan mu. Tapi banyak hal yang harus ku tata setelah selama ini menunggu mu ternyata menghabiskan banyak waktu di kehidupan ku.

Saat itu terjadi, tolong mengalah lah selamanya.

Waktu mengalahkanku :)

Sunday, April 13, 2014

Untuk menemani kopi pagi, teh di sore hari, atau beer di malam hari part4

Part4 dari entah berapa part lagi tulisan beginian.

Ini untuk temen temen yang butuh referensi lagu untuk di dengerin saat nyantai, untuk pengantar tidur, untuk nemenin galau, nemenin belajar, nemenin bermalas ria, untuk para praktisi LDR agar semakin mengutuki jarak dan waktu, untuk yang gagal move on, untuk yang hubungan (vertical maupun horizontal) nya sudah mentok.

Ini untuk temen temen yang butuh referensi lagu untuk di dengerin di perjalanan, untuk nemenin di ruang tunggu bandara. Untuk sekedar nemenin minum kopi di pagi hari, teh di sore hari, atau beer di malam hari.

Dari jazz sampai folk pop, dari era 90' sampai yang lagi mengisi list billboard top 100 ada di sini, campur sari pokoknya. Bedanya kli ini jumlah tracklist nya sedikit lebih banyak dari 3 saudara sebelumnya.

"Terimakasih untuk Anind yang udah maksa dengerin David Choi, dari yang awalnya geli sampai jadi suka"

Ok langsung saja ini dia list nya :

1. Athlete - The wires

2. BOY - Little Numbers

3. Brian McKnight - Don't stop

4.Broke White - Hero

5. Circa Survive - Dyed in the wool (accoustic)

6. City and Colour - We found eachother in the dark

7. Clube 8 - Baby, i'm not sure if this is love

8. Cobie Caillat - Magic

9. Craig David - I'm walking away

10. Damian Rice - Delicate

11. Daphne Loves Derby - Simple starving to be safe me

12. David Choi - By my side

13. Dear Nancy - Ordinary friends

14. Devine & Statton - Bizzare love triangle

15. Elizabeth & the Catapult - Hit the wall

16. Estralla - Heaven

17. Extreme - More than words

18. Greenday - Give me novocaine

19. Heinrich Maneuver - Living pop

20. I'm From Barcelona - Oversleeping

21. Incubus - Love Hurts

22. Interpol - The scale

23. John Mayer - Heartbreak warfare

24. Karen - Empty frame

25. Lene Marlin - Disguise

26. Leo Slayer - When i need you

27. Los Lonely Boys - Heaven

28. Mando Diao - Next to be lowered

29. Marit Larsen - If a song could

30. Match Box Twenty - Unwell

31. Michael Bolton - When a man loves a woman

32. Michelle Branch - Till i get over yo

33. New Radical - Someday we'll know

34. Pharrell Williams - Happy

35. Radiohead - High and dry

36. Rialto - Summer's Over

37. Richard Marx - Now and forever

38. Scenic - Fakeness around us

39. Silver Chair - Miss you love

40. Sonic Youth - Diamond sea

41. Stevie Wonder - Parttime lover

42. The Cardigans - I need some fine wine and you, you need to be nicer

43. The Cranberries - I still do

44. The Last Shadow Puppets - Gas dance

45. Travis - Closer

46. Vertical Horizon - Best i ever had

47. Weezer - Unbreak my heart

48. Wilco - Please be patient with me

49. Yellowcard - Only one

Semoga suka. Kalau gak suka coba dengerin lagi deh :))

Saturday, April 12, 2014

Lilin

Biarlah jika di gerbang pekan seperti ini pun aku masih menunggu mu membawa kenyataan. Mungkin jika nanti bayangan terakhir wajah mu meredup di akhir nyala lilin harapan, akulah orang yang ada di samping mu untuk mendengarkan semua warna keresahan yang kau lewatkan :))

*NL GYBE - Atennas to heaven

Samarinda - 12042014 - high

Saturday, April 5, 2014

MOYA

Minggu pagi : Kopi, beberapa bacaan, rokok, dan musik

Sesekali diam tanpa menyulut marlboro putih. Tanpa menekan tombol play. Tanpa menyentuh gelas kopi yang mulai berkurang.

Sesekali menikmati sekitar dalam diam. Menikmati cuaca dan segala sesuatu yang bermula di pagi yang agung seperti ini merupakan pilihan yang cukup bijak bagiku. Memberi jeda untuk sekedar menerima suara sekitar yang sering kali di acuhkan dalam lingkaran aktifitas.

Untuk sebentar saja aku menyerah pada jeda refleksi rona mentari yang nampak seperti bayangan terakhir mu saat suatu hari di 2013. Di bandara. Di tiap langkah mu. Kita. Dan sepuluh menit alunan MOYA

Friday, March 21, 2014

Nyaman

Lucu memang saat orang lain mengira kita adalah pasangan.
Saat hubungan pertemanan kita membuat ku selalu merasa nyaman kemudian berubah jadi cinta antara kita, aku menyadari itu. dan orang lain juga menduga demikian. Tetapi tak bisa beranjak kemana mana karena walaupun tangan bergandengan ada beberapa hal yang seperti melingkari pergelangan kita masing masing, dan itu bernama keyakinan.

Wednesday, March 12, 2014

A Friend Called HOPE!

Setiap manusia hampir bisa di pastikan memiliki paling tidak 1 lagu favorit, lagu kesukaannya atau bahkan lagu yang di anggap sebagai "backsound hidup". Lagu itu mungkin telah membuat mereka tersentuh dengan pesan yang terkandung di dalam nya. Apalagi jika dirasa mewakili moment penting dalam hidupnya. Saya yakin lagu itu akan menjadi penghuni tetap playlist media pemutar musik baik hp atau laptop.

Saya pun demikian. Meski setiap hari nya saya bisa mendengarkan puluhan lagu dari band / penyanyi dan genre yang berbeda-beda, mulai dari Rihanna hingga Viraemia tapi tetap ada 1 lagu yang sangat saya suka, amat sangat saya suka (selain There is a light that never goes out tentunya). Sebuah (lagu) magnum supermega opus berjudul The dead flag blues milik Goodspeed You! Black Emperor telah menjadi lagu "backsound hidup" sakral bagi saya selama beberapa tahun ini. Sebuah lagu yang judulnya terkadang masih susah saya sebutkan dari kelompok musisi hebat asal Quebec yang menamakan dirinya dengan nama yang juga tak mudah di ingat begitu saja. Bagi saya lagu itu lebih bisa memberi ketenangan dari Emmylou milik First Aid Kit, lebih sakral dari Imagine milik John Lennon, dan lebih membakar dari Motorhead dengan Ace of Spades nya.

GYBE bagi saya bukan hanya sekedar band, bahkan mungkin terlalu kurang ajar jika saya sebut mereka adalah band. Karena bagi saya mereka lebih mendekati ide dari sebuah wacana, emosi dari sebuah orasi, semangat dari sebuah pergerakan dan harapan dari sebuah doa. Mereka beranggotakan 9 orang, tapi tak memainkan orchestra ataupun melakukan musikalisasi puisi. Mereka tak memiliki vocalis tetap, tak memiliki leader, tak mau ada wawancara, dan tak pernah merilis logo, tshirt, apalagi photo press. Tentulah dengan kode etik seperti itu saya tak pernah benar benar tau bagaimana wajah orang orang di balik nama mereka. Dengan kode etik yang mereka pegang, secara tak langsung mereka telah melahirkan totalitas pembangkangan yang belum dan mungkin tak pernah berani (bisa) di lakukan oleh band lain, baik itu di era Jim Morrison hingga era One direction seperti sekarang.

Lagu mereka tidak seperti lagu yang sering kita dengarkan. Berdurasi rata-rata di atas 10 menit, berunsurkan drones panjang, kesunyian sebagai jeda di tengah beberapa instrumen, dentingan triangle, bagpipes, suara kaset loop crackling, gerimis hujan, dan letupan crescendo sebelum kembali hening. Lagu mereka instrumental, nir vocal. Sehingga membuat sebagian orang menyebutnya post-rock atas alasan memakai instrument rock. Namun bagi saya GYBE melampaui apa pun yang orang tau / pikirkan tentang musik apalagi dipersempit kedalam post-rock. Mereka selalu mampu menghadirkan moment religius setiap kli saya putar. Mulai dari slide gitar yang tenang, petikan bass yang menentramkan, sayatan biola nya yang indah tapi menyakitkan, ketukan drum yang seperti mewakili detak jantung, hingga accordion dan harpa yang saling mengisi di balik tumpukan nada indah lainnya.

GYBE hadir di waktu yang tepat dalam hidup saya. Mereka hadir hanya beberapa hari setelah saya bisa benar-benar bisa memaknai lagu mereka menjadi lebih dalam. Itu adalah masa di mana saya masih menjadi mahasiswa baru, semester 2. Yang dimana itu berarti belum genap 1 tahun saya hidup di luar rumah. Masa dimana saya kehilangan seorang ibu di suatu pagi yang meminta terus di ingat selama beberapa bulan dengan rasa sesak di dada. Masa dimana saya mulai merasakan runtuhnya harapan dan keyakinan akan banyak hal. Masa dimana perubahan-perubahan datang dan mengalir begitu saja. Masa dimana saya mulai memikirkan nasehat seorang yang pernah berkata "nanti jika kamu sudah berusia 50, kamu harus bersiap kehilangan, kamu akan banyak di tinggalkan teman dan kerabat menghadap penciptanya" lalu terus menerus membatin "nasehat itu salah besar. Saya belum saja genap berusia 20. Tapi sudah kehilangan banyak"

Saat itu saya hanya bisa duduk membiarkan lagu itu tetap terputar, seperti rokok pada nyala bara yang tak habis terbakar. Saya masih ingat bagaimana moment itu tersusun. Dari rangkaian kalimat kalimat berat yang coba di permudah lewat telepon oleh kakak perempuan saya saat mengabari kepergian ibu menghadap penciptanya pagi itu. - di ruang lain lagu itu tetap terdengar berulang. Lalu entah kenapa saya seperti bisa mendengar setiap bagian pada The dead flag blues. Mulai dari drones, petikan senar bass yang tersembunyi pada lapisan riff guitar hingga baritone seorang yang besuara menahan, seperti di posisikan sebagai prajurit penjaga pantai normandia sebelum sekutu menyerang dan diberitahu jika perang akan di menangkan pihak lawan. Seperti menutup mata di tengah rel kereta yang entah dimana bersama daun daun pohon oak yang mengering lalu menghilang. Seperti menyaksiskan langsung proses-proses kehancuran yang mengalir dari ujung kaki hingga ujung kepala tanpa bisa melakukan apa-apa. Sebelum kemudian suara biola menggiring saya pada 17 menit paling menggetarkan dalam hidup.

Goodspeed You! Black Emperor tak hanya merubah banyak pandangan saya tentang musik, namun juga pada dunia sejak saat itu. Mereka mengajarkan hal-hal yang bahkan tak pernah saya pikirkan sebelumnya. Mereka memberikan ide-ide dan gambaran apa yang harus di lakukan ketika harapan runtuh, keyakinan memudar tetapi hidup harus tetap di lanjutkan. Dan mereka mengajarkan juga bahwa teman yang tidak akan pernah terlalu jauh meninggalkan kita ternyata bernama Harapan...

Monday, February 10, 2014

Best week EVER

Best week ever.

- 3 hari yqng lalu HP rusak
- Kemaren balik ke Samarinda jam 4 sore baru setengah jam di jalan tiba tiba motor mati gitu aja dengan kampretnya
-Motor lagi, macet! Gak bisa di dorong dooong. Dorong ke pinggi sambil di klaksonin om om ngefed
-Hp sony gak ada signal, bb masih nyala sih tapi pulsa sisa Rp.500
-Nunggu jemputan nya abah 2 jam, itu di pinggir jalan. Di tengah hutan
-Hari ini niat balik, ke terminal. Nunggu 1 jam. Panas panasan pak! Dan sukses, bisnya gak jadi berangkat yuuuuuuuhu

Thanks god!!!

Saturday, February 8, 2014

Untuk menemani kopi pagi, teh di sore hari, atau beer di malam hari part3

Episode ke TIGA! Alhamdulillah!

Ini untuk temen temen yang butuh referensi lagu untuk di dengerin saat nyantai, untuk pengantar tidur, untuk nemenin galau, nemenin belajar, nemenin bermalas ria, untuk para praktisi LDR agar semakin mengutuki jarak dan waktu, untuk yang gagal move on, untuk yang hubungan (vertical maupun horizontal) nya sudah mentok.

Ini untuk temen temen yang butuh referensi lagu untuk di dengerin di perjalanan, untuk nemenin di ruang tunggu bandara. Untuk sekedar nemenin minum kopi di pagi hari, teh di sore hari, atau beer di malam hari.

Tulisan yang sudah  beberapa minggu selesai tapi baru sempat di posting, karna sibuk meliburkan diri dalam suasana liburan yang sebenarnya tak bisa dikatakan seperti liburan dalam artian yang sebenarnya.

"Lagu lagu ini hasil copetan ku dari beberapa orang "TEMAN" yang kebetulan memiliki selera musik yang brengsek banget kerenya"

TERIMAKASIH Bets buat Mai Beroder Agny, Bang Rikson Napitupulu, Presiden Jelonk Crew (M Yusuf B.A), M Irfan "koles" R, Roby Fahlevi, Mbak Julia, Mbak Ela Vega, Arie "Wong" Kurniawan dan juga M Yuda "Masrum" M.

Karna sudah 1 bulanan lebih playlist di hp jadi amburadul oleh banyaknya referensi copetan tadi, dimana kesemuanya hampir selalu bisa jadi moodbooster ampuh untuk ku. Dan ini dia listnya.
Kli aja ngefek buat temen temen. Silahkan di coba! :)

1. Alex Turner - Stuck on the puzzle

2. Anni B Sweat - Take on me

3. Avicii - You make me

4. Bread - Aubrey

5. Coocon - On my way

6. Depapepe - One

7. Dion - A teenager in love

8. Elliot Smith - Between the bars

9. Fiona Apple - Anything we want

10. Good Charlotte - Where would we be now

11. John Mayer - Whell

12. Julian Marley - On the floor

13. Kate Bush - Cloudbusting

14. Kate Nash - Mouthwash

15. Keren Ann - Lay your head down

16. Kodaline - One day

17. MCR - Cancer

18. Placebo - Leni

19. Plain White T's - Welcome to mistery

20. Priscilla Ahn - Lullaby

21. RADIOHEAD - Nude

22. Sara Bareilles - Uncharted

23. Sean Paul - Never gonna be the same

24. Silverstein - My heroin

25. Skylar Grey - Words

26. The All American Reject - It ends
tonight

27. The Carpenters - Tap off the world

28. Twoo Door Cinema Club - What you know

29. The Last Shadow Puppet - My mistake were made for you

30. The Shins - Simple song

31. Walk Off The Earth - Somebody that i used to know

32. Zee Avi - Bitter Heart

Semoga suka, kalau enggak suka. coba di dengerin lagi deh :')

 
| - |